Punya budget Rp 3 jutaan, awalnya saya berpikir, bahwa Redmi Note 10 Pro ini sudah paling “ganteng” di kelasnya. Eh, tidak sampai sebulan, langsung “ditikung” oleh “saudaranya” sendiri yang sudah memakai Snapdragon seri-8. Jadi, lebih baik beli yang mana nih? Halo Gadgeteers! Kembali lagi bersama saya, Arya. Ini dia perbandingan Redmi Note 10 Pro dan POCO X3 Pro. Sampai video ini dibuat, 2 smartphone ini mempunyai harga resmi yang sama persis, mulai dari Rp 3.499.000. Tapi, kalau melihat “jeroan” hardware-nya, POCO X3 Pro ini sudah fix tidak ada lawan pada harga Rp 3 jutaan. Ya, lihat saja, SoC-nya sudah “rasa” flagship sekali, Snapdragon seri-8, tepatnya 860. Snapdragon 860 ini sendiri juga bisa dibilang SoC baru tapi rasa lama, hal ini dikarenakan spesifikasi-nya ini sangat mirip dengan Snapdragon 855+ yang dipakai pada smartphone flagship 2 tahun yang lalu. Perbedaannya hanya terletak pada dukungan RAM yang bisa sampai 16GB.
Baca Juga: XIAOMI POCO M3 Pro 5G: Harga dan Spesifikasi Indonesia
Sementara sisa-nya sama semua. Seberapa powefull-kah Snapdragon 860 pada harga Rp 3 jutaan? Contohnya ini saya bermain PUBG Mobile. Pada POCO X3 Pro ini bisa dapat setting Extreme 60fps. Eits! Tunggu dulu! Tidak cuma Smooth-Extreme, di sini juga bisa memakai setting grafis HDR-Extreme. Performa-nya sendiri juga relatif stabil sepanjang permainan. Saya ini coba main 1 match saja, setelah saya rata-ratakan fps-nya dengan memakai aplikasi FlashDog, saya dapat angka 59.94%, nyaris 60fps dan ini sangat stabil. Sebenarnya kalau main di Redmi Note 10 Pro juga sama-sama stabil ya. Hanya saja, memang fps-nya di Snapdragon 732G ini hanya sebatas di 40fps alias pada setting grafis Balance-Ultra saja. Dipakai Mabar Mobile Legends, performa antara Snapdragon 732G dan 860 ini relatif seimbang, hal ini karena sama-sama bisa main dengan setting grafis Ultra dan High Frame Rate 60fps. Untuk performa juga sama-sama stabil.
Nyaris tak terasa ada stutter lag saat sedang bertempur dengan musuh serta menghancurkan tower musuh, enak dan sangat stabil. Nah, bagi yang dari tadi bingung, ‘fps’ itu apa sih? Jadi, semakin tinggi angka fps-nya, maka grafis yang ditampilkan pada layar itu akan semakin smooth dan halus. Tentu saja hal ini lebih enak ya saat dipakai untuk bermain game. Untuk responsivitas layar-nya, kedua smartphone ini sudah sama-sama “gercep”, mengingat infonya sudah memakai touch sampling rate di 240Hz. Saya lalu coba membuktikan dengan menggunakan ADB Tools, dan ternyata memang benar. Touch sampling rate-nya di sini memang ada di atas 200Hz. Jadi, semakin tinggi angka dari touch sampling rate di sini, juga semakin enak untuk dipakai bermain game, terutama game-game kompetitif yang butuh respon lebih cepat saat harus menyentuh kontrol tertentu, entah itu untuk menggerakkan karakter atau menembaki musuh. Performa Snapdragon 860 pada POCO X3 Pro ini…
Baca Juga: Rekomendasi HP Harga 1 Jutaan – 10 Jutaan Tahun 2021
…juga semakin terasa “buas-nya” saat sedang dipakai main Genshin Impact. Ya, di sini saya coba pakai setting grafis yang paling tinggi, Highest 60fps. Nah, di POCO X3 Pro ini masih relatif stabil pada 44fps-55fps saat karakter sedang berjalan dan agak turun saat battle dengan musuh, yaitu sekitar 36fps-40fps. Tapi, coba pikir, smartphone Rp 3 jutaan mana lagi yang bisa memainkan Genshin Impact dengan fps segini dan setting grafis Highest 60fps? Ya, sepertinya baru POCO X3 Pro saja dengan Snapdragon seri-8 ini. Hal tersebut dikarenakan saat saya coba memainkannya di Redmi Note 10 Pro dengan Snapdragon 732G-nya, yaa, Genshin Impact dengan setting paling tinggi itu terlihat “terengah-engah” sekali. Apalagi saat menggerakkan karakter, memindah-mindahkan angle, atau battle dengan musuh, di situ cuma bisa maksimal pada kisaran 22fps-30fps, itu sudah yang paling bagus.
Nah, untuk memaksimalkan layar 120Hz pada kedua smartphone ini, di sini saya coba memainkan salah satu game Android yang memang sudah support 120fps, yaitu Mortal Kombat. Ya memang, pada kedua smartphone ini sama-sama tidak bisa maksimal sampai 120fps. Pada Redmi Note 10 Pro ini paling-paling cuma sebatas 90fps saja, sementara pada POCO X3 Pro ini sedikit lebih tinggi, 100fps-110fps. Tapi memang sih, animasi yang ditampilkan pada game ini sudah sangatlah smooth. Storage yang sudah UFS 3.1 di POCO X3 Pro ini juga bisa dibilang fitur “mewah” pada smartphone kelas menengah. “Mewah-nya” ini sangat terasa saat dipakai untuk membuka aplikasi, tentunya di sini adalah aplikasi game yang berat-berat ya.
Loading-nya itu relatif lebih cepat dari homescreen sampai benar-benar masuk ke dalam game-nya. Jadi, UFS 2.1 saja sudah cepat, maka ini lebih cepat lagi. Tapi, untuk RAM, keduanya sama-sama pakai LPDDR4X, jadi, untuk kebutuhan multitasking ya sama-sama kencang. Untuk tes suhu, saya coba main Genshin Impact dengan durasi 15 menit pada masing-masing smartphone ini serta dengan setting paling tinggi. Hasilnya, suhu dari POCO X3 Pro ini memang relatif lebih cepat panas, suhunya bisa tembus sampai mendekati 50 derajat Celcius dengan durasi 15 menit. Ini cukup wajar sih, mengingat POCO X3 Pro ini ‘kan memakai SoC seri-8 yang memang punya clockspeed lebih tinggi juga.
Ya, di balik “buasnya” performa Snapdragon 860 di harga Rp 3 jutaan, tetap saja, ada yang dikompromosikan dari POCO X3 Pro ini, salah satunya pada bagian layar yang masih memakai panel IPS LCD. Jadi, kalau dipakai menonton film, jujur saja, saya lebih suka layar SuperAMOLED-nya Redmi Note 10 Pro yang memang mempunyai contrast warna yang lebih tinggi dan warna yang lebih pekat. Nah, di sini saya coba streaming series di Netflix, yaitu Vincenzo. Di sini karakter warnanya itu sangat berbeda antara SuperAMOLED dan IPS LCD. Sudah begitu, Redmi Note 10 Pro ini juga sudah support streaming konten-konten HDR di Netflix, jadi, sekalian saya coba juga film yang memang sudah support HDR, yaitu Army of The Dead yang baru saja rilis. Di sini warnanya itu bisa lebih dekat dengan warna pada film aslinya. Untuk kamera, lagi-lagi di sini Redmi Note 10 Pro lebih mendominasi dengan menawarkan kamera yang punya resolusi super besar pada harga Rp 3 jutaan, 108MP. Yaa sebenarnya saat dibandingkan dengan 48MP POCO X3 Pro, sebenarnya tidak begitu jauh perbedaannya sih untuk segi detail yang dihasilkan.
Tapi memang, secara karakter warna, foto memakai 108MP di Redmi Note 10 Pro ini warnanya sedikit lebih baik. Nah, sekarang pindah ke resolusi default-nya yang sama-sama 12MP, di sini saya melihatnya kalau AI dari POCO X3 Pro itu lebih “agresif” ya. Pokoknya warnanya itu dibuat lebih gonjreng. Tapi, “jatuhnya” itu saat dipakai foto-foto pada tempat yang terik malah jadi over-exposure. Sementara di Redmi Note 10 Pro ini AI-nya cenderung lebih calm serta punya dynamic range yang lebih luas. Jadi, saya lebih suka sih dengan karakter warna yang diambil memakai kamera Redmi Note 10 Pro ini. Nah, pindah ke lensa Ultra-Wide Angle, di sini resolusi-nya juga sama-sama 8MP.
Secara keseluruhan sih, foto Ultra-Wide Angle ini tidak begitu berbeda sekali sih hasilnya. Hanya saja memang pada beberapa kondisi, pada Redmi Note 10 Pro ini bisa menghasilkan warna yang lebih baik. Untuk foto-foto selfie, saya di sini juga lebih suka memakai kamera depannya Redmi Note 10 Pro yang memang punya angle lebih luas dibandingkan POCO X3 Pro yang cenderung kelihatan agak zooming ke wajah. Secara warna juga lebih natural untuk warna yang ditampilkan dari kamera depan Redmi Note 10 Pro ini. Untuk foto-foto Makro, memang sih, pada Redmi Note 10 Pro ini lebih bagus, karena secara resolusi juga lebih tinggi dengan memakai resolusi 5MP. Selain itu, pada Redmi Note 10 Pro ini memakai sistem Telemakro, jadi, kalau mau foto-foto jarak dekat itu…
…tidak perlu sampai terlalu mendekatkan dengan obyek-nya, cukup dengan jarak yang sewajarnya saja sudah bisa mengambil detail yang sangat mantap. Nah, untuk foto-foto di malam hari atau lowlight, kedua smartphone ini juga sudah sama-sama dibekali Mode Malam. Mode ini bisa dipakai pada kamera belakang dan kamera depannya. Untuk hasil foto malam-nya itu sendiri, sebenarnya masih mirip-mirip ya. Hanya saja memang berbeda pada segi warnanya saja. Pada Redmi Note 10 Pro ini, menurut saya sih warnanya lebih “hangat”, lebih enak untuk dilihat daripada hasil foto malam-nya POCO X3 Pro yang terkesan seperti agak kebiruan serta pucat sih. Oke, ini dia sampel video kamera belakang POCO X3 Pro dan Redmi Note 10 Pro. Di sini saya pakai resolusi yang paling maksimal, 4K 30fps. Mari kita coba pakai sambil berjalan. Wow! Ternyata hasil video kamera belakang POCO X3 Pro ini terlihat lebih stabil kalau dipakai sambil berjalan seperti ini.
Sementara pada Redmi Note 10 Pro ini terasa sekali goyang-goyangnya. Padahal kalau secara warna, pada Redmi Note 10 Pro ini warnanya lebih enak untuk dilihat. Nah, ini saya coba aktifkan mode stabilizer-nya. Hanya saja untuk resolusinya sama-sama turun di FullHD 30fps. Mari kita pakai sambil lari-lari kecil. Mana yang terlihat lebih stabil? Nah, kalau ini adalah sampel video memakai kamera depan. Untuk angle-nya sih kurang lebih sama ya. Hanya saja untuk warna kulit nih yang terlihat sangat berbeda. Pada Redmi Note 10 Pro ini terlalu gonjreng, sementara pada POCO X3 Pro ini terlihat seperti agak pucat sih, tapi justru lebih dekat dengan warna natural. Nah, sekarang kita coba pakai sambil berjalan. Kurang lebih tingkat kestabilannya mirip-mirip ya. Kalau dari suara, lebih jelas terdengar yang mana nih? Redmi Note 10 Pro atau POCO X3 Pro? Coba tinggalkan komentar di bawah ya! Untuk daya tahan baterai kedua smartphone ini juga…
…ternyata relatif seimbang ya. Di sini saya bisa pakai selama 1 harian penuh dengan Screen On Time itu tembus pada angka 5-6 jam dengan aktivitas yang kurang lebih sama seperti ini. Tapi, hal yang membuat kaget, dengan kapasitas baterai yang lebih besar dan output charging yang sama-sama 33W, mengisi daya di POCO X3 Pro ini bisa terasa lebih “kencang”. Ternyata, POCO X3 Pro ini sudah dibekali dengan teknologi MMT alias Middle Middle Tab Battery, artinya proses pengisian daya baterai itu dimulai dari area tengah baterai, hal ini tujuannya adalah supaya lebih cepat pengisian daya baterai-nya dan katanya sih, metode ini bisa membuat umur baterai lebih awet. Oke, jadi kesimpulannya, meskipun dibanderol dengan harga yang sama, 2 smartphone ini punya target pasar yang berbeda.
Jadi, kalau budget kalian itu Rp 3 jutaan dan kalian mencari smartphone yang punya spesifikasi “monster” untuk bisa memainkan game kelas berat, serta bisa memakai setting grafis rata kanan, sudah! Tidak usah tanggung-tanggung lagi, langsung ambil saja POCO X3 Pro ini. Hal ini karena sampai saat ini, baru POCO X3 Pro yang punya performa gaming paling maksimal pada harga Rp 3 jutaan. Sementara kalau budget kalian Rp 3 jutaan dan kalian itu mencari smartphone yang hampir merata “cakep-nya”, baik itu cakep desainnya, cakep layarnya karena sudah pakai SuperAMOLED, cakep kamera fotonya juga karena sudah punya resolusi yang super besar, 108MP pada harga Rp 3 jutaan, kalau untuk main game yang penting bisa main game dengan lancar saja sudah cukup, yaa agak susah sih sebenarnya kalau tidak merekomendasikan Redmi Note 10 Pro pada harga segini. Oke, segitu saja dulu video perbandingan antara…
…Redmi Note 10 Pro dan POCO X3 Pro. Untuk cek spek lengkap dan link pembelian kedua smartphone ini, seperti biasa, kamu bisa cek link-nya…..pada kolom deskripsi di bawah video ini ya! Ya, terima kasih sudah menonton dan sampai ketemu pada video berikutnya..