What?? Ada Aplikasi Mesum Bernilai Miliaran di Indonesia – Badan Reserse Kriminal (Bareskrim Polri) tangkap enam tersangka yang turut serta dalam aplikasi streaming pornografi jaringan internasional pada website B****.com, yakni IPS (20), MS (22), RD (22), ATT (25), RYSS (30), dan KA (29).
Berdasar laporan Bareskrim Polri, ke enam aktor itu diamankan di beberapa lokasi, yakni Jakarta, Jawa Barat, sampai Kepulauan Riau. Ke enam aktor dijumpai mempunyai peranan yang berbeda, yaitu:
IPS (20) asal Kalideres, Jakarta Barat berperanan sebagai host streaming langsung,
MS (22) asal Suban berperanan sebagai streamer
RD (22) asal Banten berperanan sebagai streamer
ATT (25) asal Bandung, Jawa Barat berperanan sebagai pencari rekening penadah
KA (29) asal Riau berperanan sebagai akuntan
RYSS (30) asal Riau berperanan sebagai pencuci uang, mengalihkan, dan mentransfer dana.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Djuhandhani Rahardjo Puro menjelaskan jika streamer dapat memperoleh Rp1,5 juta setiap harinya. Dengan begitu, streamer diprediksi dapat mengantongi Rp40 juta tiap bulan.
“Jika menyaksikan keuntungan ini berbagai macam, ada pemilik aplikasi, selanjutnya streamer, selanjutnya ada ini masih juga dalam pengkajian kami apa berkaitan TPPU-nya karena saluran dana ke siapa, karena masing-masing juta lumayan rerata streamer jika kita kalikan satu hari Rp1,5 juta bermakna satu bulan ia memperoleh lebih kurang Rp30-40 juta,” tutur Djuhandhani di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, diambil dari detikcom, Sabtu (4/2/2023).
Modusnya, pemirsa streaming itu menghadiahkan atau gift ke account yang menyuguhkan episode pornografi. Gift itu berbentuk coin yang dapat diuangkan.
“Jika nilainya bervariatif dari Rp 30.000 sampai juta-an. Di lain sisi streamer peroleh bagian 65% hasil dari gift yang ada,” papar Djuhandhani.
Djuhandhani mengutarakan, putaran uang di aplikasi porno itu dapat capai triliunan rupiah. Polisi mencari sangkaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam kasus ini.
“Dalam pengembangan kita akan melihat apa dapat dikerjakan usaha penanganan lewat TPPU karena dari hal yang kami peroleh putaran uang yang ada kasus ini capai triliunan (rupiah),” tutur Djuhandhani. Karena hal itu, sekarang ini polisi amankan 37 rekening. Semuanya langsung dipeti-eskan.
“37 rekening yang sekarang ini kita bekukan. Banyaknya sekarang ini telah capai beberapa ratus miliar, dari beberapa rekening yang ada,” sebut Djuhandhani.
Djuhandhani menjelaskan jika kasus ini bermula dari perlakuan amoral yang libatkan anak-anak di Brebes, Jawa tengah.
“Sekitaran tahun 2022 di mana kita ketahui sesudah melakukan penyidikan barusan saya sampaikan sesudah timbulnya beberapa kasus berkaitan asusila yang mengikutsertakan anak-anak kemungkinan beberapa waktu lalu terjadi di daerah Jawa tengah di Brebes,” kata Djuhandhani.
Polisi lalu lakukan pengkajian. Rupanya, anak-anak yang turut serta perlakuan asusila menyaksikan sebuah aplikasi pornografi.
“Kita kerjakan penyelidikan, kita ketahui jika server ada di daerah luar Indonesia, yakni di Kamboja dan Filipina,” sebut Djahandhani.
“Selanjutnya kami ketahui jika memang sesudah dikerjakan penyelidikan, penyidikan kita memperoleh jika mereka itu cuma mempersiapkan beberapa rekening yang berada di Indonesia sebagai tempat penampungan,” sambungnya.
Bareskrim Polri mengambil alih beberapa tanda bukti dalam kasus aplikasi porno B****.com. Beberapa tanda bukti yang diambil alih salah satunya baju tidur dan seks toys.
“Ada 22 baju tidur, 7 celana dalam, 1 alat bantu sex, 1 vibrator, 2 seprai, 10 aksesories tambahan untuk streamer, 12 kartu ATM, 9 buku tabungan, 34 telepon genggam, beberapa ratus SIM card, 12 laptop,” tutur Djuhandhani.
Disamping itu, tanda bukti yang ditangkap diantaranya 51 peralatan computer, 1 paspor, 2 token, 14 buku catatan keuangan, 45 dus telephone genggam, 1 hard disk, video, dan SS tindakan streamer.
“Ini yang dipakai untuk penyelidikan kita awalannya,” lanjut Rahardjo.
Bareskrim Polri ungkap aplikasi streaming pornografi jaringan internasional, B***.com. Bareskrim menyebutkan ada tanda-tanda eksplorasi imigran ilegal dalam kasus itu.
“Ini terus akan kita bangun karena hasil dari pengumpulan bukti-bukti yang kita peroleh ini berkaitan dengan eksplorasi karyawan imigran ilegal,” tutur Djuhandhani di gedung Bareskrim Polri, Jakart, Jumat (3/2).
Dipertambah oleh Rahardjo, ekspoitasi imigran ilegal itu dijumpai karena aplikasi itu dikontrol di luar negeri. Yaitu di Kamboja dan Filipina.
“Aplikasi ini dengan aktif dikontrol di negara Kamboja dan Filipina,” katanya.
“Maka dari itu, kami berikan jika jaringan ini ialah jaringan international yang sebagai perhatian dari presiden berkaitan ramainya eksplorasi karyawan imigran gelap, ilegal yang dikirimkan ke negara itu,” terangnya.
aplikasi streaming pornografi jaringan internasional, B***.com. Dijumpai aplikasi ini mempunyai nilai beberapa ratus miliar rupiah.
“Oleh mereka telah dibuka dan kita pelajari untuk penelusuran,” kata Djuhandhani..
Djuhandhani menjelaskan pihaknya selainnya mengincar otak kasus itu. Penyidik mengincar seorang yang berperanan jadi perekrut.
“Jadi mereka ada persetujuan dari perekrut sampai streamer itu ada persetujuan tertentu yang telah disetujui mereka,” katanya.
“(Perekrut) masih juga dalam pengembangan penelusuran dari anggota kami di atas lapangan,” paparnya.