Shalat Tahajud: Lafal Niat, Tata Cara, dan Keutamaannya – Shalat Tahajud adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Shalat ini dilakukan di malam hari setelah tidur, dan banyak mengandung keutamaan. Berikut ini adalah pembahasan mengenai tata cara shalat Tahajud, lafal niat, serta keutamaan dari shalat ini.
Hukum Shalat Tahajud
Tahajud adalah shalat sunnah malam hari yang dilakukan setelah tidur. Secara bahasa, tahajud berarti berupaya melawan atau meninggalkan tidur. Hukum shalat tahajud adalah sunnah berdasarkan ijmâ’ ulama. Kesunnahannya bersifat muakkad atau sangat kuat karena selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ.
Menurut beberapa ulama, waktu yang tepat untuk melaksanakan shalat Tahajud adalah pada sepertiga malam terakhir. Namun, waktu pelaksanaannya bisa disesuaikan dengan kondisi dan kesibukan kita sehari-hari.
Dalam melaksanakan shalat Tahajud, kita bisa melakukannya dengan dua rakaat dan kemudian ditambah dengan rakaat sunnah atau pun bisa langsung dilakukan empat rakaat. Namun, yang paling penting dalam pelaksanaan shalat Tahajud adalah konsistensi dan ketekunan kita dalam melaksanakannya.
Shalat Tahajud juga memiliki banyak manfaat dan keutamaan, di antaranya adalah dapat menambah keimanan dan ketakwaan kita, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta memberikan ketenangan dan kedamaian hati.
Oleh karena itu, marilah kita mengisi malam kita dengan shalat Tahajud dan memperbanyak ibadah di malam hari untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebab, hanya dengan beribadah kepada-Nya, kita akan mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.
Bolehkah Shalat Tahajud Setelah Shalat Witir? Simak Penjelasannya
Dalam praktik keagamaan Islam di Indonesia, umumnya shalat witir dilakukan bersamaan dengan shalat tarawih pada bulan Ramadhan. Setelah menyelesaikan 20 rakaat tarawih, shalat witir pun dilaksanakan secara berjamaah dengan tiga rakaat dan dua kali salam.
Namun, muncul pertanyaan jika seseorang ingin melaksanakan shalat sunnah tahajud di malam harinya. Pasalnya, shalat witir seharusnya dilakukan sebagai penutup shalat malam. Rasulullah saw pernah bersabda dalam haditsnya,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
Artinya, “Jadikanlah shalat witir sebagai shalat terakhirmu di malam hari” (HR Bukhari Muslim).
Di sisi lain, shalat tahajud di malam hari juga memiliki keutamaan tersendiri, terutama jika dilakukan di bulan Ramadhan. Allah swt. berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 79,
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَاماً مَحْمُوداً
Artinya, “Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud sebagai tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Lalu, apakah boleh melakukan shalat tahajud setelah shalat witir? Meskipun shalat witir seharusnya dilakukan sebagai penutup shalat malam, para ulama mazhab Syafi’i menjelaskan bahwa shalat tahajud setelah shalat witir adalah hal yang diperbolehkan. Hal ini dikarenakan perintah untuk menjadikan shalat witir sebagai penutup malam hanyalah sebuah anjuran, bukan kewajiban.
Artinya, orang yang sudah melaksanakan shalat witir tetapi ingin melaksanakan shalat tahajud setelahnya, tidak perlu khawatir dan tidak perlu mengulangi shalat witir setelah melakukan tahajud sebagai penutup shalat di malam hari. Bahkan, menurut beberapa pendapat, witir yang sudah dilaksanakan tidak sah jika diulang setelah tahajud. Syekh Ibrahim al-Bajuri dalam Hasyiyah al-Bajuri (1/132) menjelaskan,
“Disunnahkan menjadikan shalat witir sebagai akhir shalat malam, berdasarkan hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, ‘Jadikan shalatmu yang paling akhir di waktu malam berupa shalat witir.’ Apabila ia ingin melaksanakan sholat tahajud, maka shalat witirnya bisa diakhirkan setelah tahajud.”
Namun, jika seseorang melakukan shalat witir lebih dulu dan kemudian ingin melaksanakan shalat tahajud, maka ia tidak disarankan untuk mengulang shalat witir. Bahkan, menurut beberapa pendapat, shalat witir tersebut tidak sah jika diulang. Hal ini sesuai dengan hadits yang menyatakan bahwa tidak diperbolehkan melakukan shalat witir dua kali pada satu malam.
Oleh karena itu, bagi umat muslim yang ingin melaksanakan shalat tahajud setelah shalat witir, dapat melakukannya tanpa khawatir. Namun, bagi yang sudah melaksanakan shalat tahajud terlebih dahulu dan ingin melaksanakan shalat witir, disarankan untuk mengakhirkan shalat witirnya setelah shalat tahajud.
Namun, tetap harus diingat bahwa kualitas shalat yang dilaksanakan jauh lebih penting daripada jumlah shalat yang dilakukan. Sebagai umat muslim, kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas shalat kita dan melakukan shalat dengan khusyu dan penuh keikhlasan.
Dalam hal ini, penting bagi kita untuk memahami ajaran-ajaran agama secara benar dan mendalam. Dalam Islam, shalat merupakan salah satu ibadah penting yang harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama. Oleh karena itu, kita perlu selalu belajar dan memperdalam pengetahuan kita tentang shalat dan ajaran Islam secara keseluruhan.
Dalam kesimpulannya, shalat tahajud setelah shalat witir diperbolehkan untuk dilakukan, namun shalat witir harus diakhirkan setelah shalat tahajud. Bagi yang sudah melaksanakan shalat witir terlebih dahulu dan ingin melaksanakan shalat tahajud, tidak perlu khawatir untuk tidak mengulang shalat witir setelah tahajud. Namun, kualitas shalat yang dilaksanakan tetap menjadi hal yang lebih penting daripada jumlah shalat yang dilakukan.
Jadi, mari kita selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas shalat kita dan selalu belajar memahami ajaran Islam secara benar dan mendalam. Semoga kita semua selalu mendapatkan keberkahan dalam setiap ibadah kita, aamiin.
Lafal Niat Shalat Tahajud
Sebelum memulai shalat Tahajud, sebaiknya kita mengucapkan niat terlebih dahulu. Lafal niat shalat Tahajud adalah sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tahajud dua rakaat karena Allah SWT.” Setelah mengucapkan niat, kita bisa memulai shalat Tahajud.
Tata Cara Shalat Tahajud
Tata cara shalat Tahajud tidak jauh berbeda dengan tata cara shalat lainnya. Berikut adalah tata cara shalat Tahajud:
- Berwudhu terlebih dahulu. Pastikan wudhu sudah sempurna dan bersih.
- Setelah berwudhu, masuk ke dalam kamar atau tempat yang sepi untuk melakukan shalat Tahajud.
- Setelah itu, berdiri menghadap kiblat dan mengucapkan takbiratul ihram, yaitu Allahu Akbar
- Kemudian mengucapkan niat shalat Tahajud seperti yang sudah disebutkan di atas.
- Setelah itu, membaca surat Al-Fatihah.
- Selanjutnya, membaca surat Al-Ikhlas atau surat lainnya.
- Kemudian, ruku’ dan membaca tasbih sebanyak tiga kali: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ Subhanallah Rabbiyal ‘Adhim. Artinya, “Maha suci Tuhan yang Maha Agung.”
- Setelah itu, bangkit dari ruku’ dan berdiri kembali, kemudian membaca:
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ , Sami‘a Allahu liman hamidah. Artinya, “Allah mendengar orang yang memuji-Nya. Kemudian, membaca: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ , Rabbana wa lakal hamd. Artinya, “Ya Tuhan kami, puji syukur bagi-Mu.” - Selanjutnya, sujud dan membaca tasbih sebanyak tiga kali: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى, Subhanallah Rabbiyal A’la. Artinya, “Maha suci Tuhan yang Maha Tinggi.”
- Setelah itu, duduk tegak sejenak dan membaca tasbih sebanyak tiga kali:
رَبِّ اغْفِرْ لِي , Rabbi ighfirli. Artinya, “Ya Allah, ampunilah dosaku.” Kemudian, sujud kembali dan membaca tasbih sebanyak tiga kali seperti langkah sebelumnya. Setelah itu, bangkit dari sujud dan kembali ke posisi duduk tegak, kemudian membaca tasbih sebanyak tiga kali. Kemudian, sujud kembali dan membaca tasbih sebanyak tiga kali. - Setelah itu, bangkit dari sujud dan kembali ke posisi berdiri. Kemudian, membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya seperti pada langkah 5 dan 6.
- Dilanjutkan dengan ruku’ dan sujud seperti langkah sebelumnya.
- Setelah sujud yang terakhir, kemudian duduk dan membaca doa.
Doa Setelah Shalat Tahajud
Setelah selesai shalat Tahajud, kita bisa membaca doa sebagai penutup shalat. Berikut ini adalah doa setelah shalat Tahajud:
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
Artinya, “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” Doa ini dianjurkan dibaca seusai shalat tahajud. Doa Rasulullah ﷺ ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim.
Ketentuan Rakaat dan Bacaan Surat
Shalat Tahajud dapat dilakukan setelah bangun tidur di malam hari. Tidak ada batasan maksimal jumlah rakaat yang harus dilakukan. Akan tetapi, hendaknya setiap malam tidak dikosongkan dari shalat Tahajjud, meskipun hanya dua rakaat saja.
Adapun bacaan surat setelah Al-Fatihah, kita dapat memilih surat mana saja dalam Al-Qur’an. Baik itu surat pendek maupun surat panjang. Namun menurut Al-Habib Abdullah Al-Haddad, sebaiknya dibaca Al-Qur’an secara berurutan mulai dari awal hingga akhir. Dengan demikian, setiap bulan, 40 hari, atau jangka waktu yang lebih lama atau lebih pendek, kita dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat Tahajud, sesuai dengan kadar kesemangatan kita.
Hal ini juga sejalan dengan firman Allah ﷻ dalam Surat Al-Muzammil ayat 20:
فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ
Artinya, “Maka bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an.”
Dalam hal ini, tidak ada batasan khusus mengenai bacaan surat dalam shalat Tahajud. Namun, kita hendaknya membaca surat yang memotivasi kita dan memperdalam pemahaman kita terhadap Al-Qur’an.
Kita juga dapat membaca ayat-ayat tertentu atau surat-surat pendek dalam shalat Tahajud. Misalnya, surat Al-Mulk yang memiliki banyak keutamaan atau surat Al-Kahfi yang dipercayai dapat melindungi kita dari fitnah Dajjal.
Dalam hal bacaan surat, yang terpenting adalah membaca dengan khusyu dan memperdalam pemahaman kita terhadap isi Al-Qur’an. Sebab, shalat Tahajud adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki diri dari segala dosa dan kesalahan.
Dengan mengamalkan shalat Tahajud secara rutin, kita dapat meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita, serta mendapatkan berbagai keutamaan yang besar di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, mari kita jadikan shalat Tahajud sebagai amalan rutin dalam kehidupan sehari-hari kita.
Keutamaan Shalat Tahajud
Shalat Tahajud memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
- Mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.
- Meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita.
- Dapat membantu kita memperbaiki diri, terutama dalam hal bertaubat dan menghindari dosa.
- Membantu kita lebih dekat dengan Allah SWT.
- Dapat meningkatkan kesabaran dan ketabahan kita dalam menghadapi ujian hidup.
- Mendapatkan kebaikan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Demikianlah pembahasan mengenai lafal niat, tata cara, dan keutamaan shalat Tahajud. Semoga kita dapat senantiasa melaksanakan shalat Tahajud dengan khusyu dan penuh keikhlasan. Amin.
Sumber: Nu Online