China Siap Bikin Alat Deteksi Partikel Hantu di Laut, Gede Banget Lagi! – Sahabat teknosiana, China lagi ngebet nih pengen pasang detektor partikel hantu di bawah laut. Detektor ini bakal jadi yang terbesar di dunia loh! Chinese Academy of Sciences mengumumkan rencana membangun detektor penangkap neutrino, partikel yang paling susah ditangkap di dunia.
Detektor ini bukan satu-satunya di dunia, tapi kerjaan serupa lagi dijalankan buat bangun detektor neutrino di Laut Mediterania. Bahkan ada juga rencana buat pasang satu detektor lagi di lepas pantai British Columbia dan Rusia juga nambah satu fasilitas yang sama di Danau Baikal, yang merupakan danau terdalam di dunia.
Nah, neutrino ini partikel yang sering disebut juga sebagai partikel hantu. Partikel ini paling sulit dipahami di alam semesta karena massa yang sangat kecil dan tidak bermuatan listrik. Kita bisa bilang, partikel ini hampir tidak berinteraksi dengan materi lain, tapi bukan berarti tidak pernah berinteraksi.
Saat ini, triliunan neutrino lewatin setiap inci tubuh manusia tapi kita gak bakal merasakan apa-apa. Yang jadi masalah, sumber dari neutrino yang berenergi tinggi belum terpecahkan.
Fasilitas yang dibangun China ini meliputi volume 30 kilometer kubik yang letaknya sekitar 1 kilometer di bawah permukaan laut dengan untaian detektor memanjang sekitar 3,1 kilometer. Keren banget ya sahabat teknosiana!
Tujuannya membangun detektor ini adalah buat mempelajari neutrino kosmik yang berasal dari sumber paling energik seperti supernova atau lubang hitam supermasif yang sangat aktif. Memang susah banget buat melacak partikel yang susah dipahami ini ke sumbernya.
Buat memastikan kita dapet pendeteksian yang akurat, bahan transparan dan air (atau es) bakal sangat dibutuhkan. Jadi, air ini bekerja sangat baik buat memantau partikel-partikel ini.
Ilmuwan juga udah melakukan eksperimen IceCube pada tahun 2018 yang menggunakan es Antartika sebagai pengganti air cair buat mempelajari peristiwa tersebut. Detektor neutrino ini bakal bisa kerja sama dengan observatorium sinar gamma seperti Fermi NASA atau Observatorium Pancuran Udara Dataran Tinggi China (LHAASO).
“Jika kita dapat mendeteksi dua partikel secara bersamaan, kita dapat menentukan asal sinar kosmik,” kata Chen Mingjun, peneliti utama proyek di Institute of High Energy Physics, seperti dikutip dari Xinhua News.
Detektor partikel hantu milik Eropa, yang dikenal sebagai Cubic Kilometer Neutrino Telescope, sedang dibangun di lepas pantai Prancis, Italia, dan Yunani. Dua situs pertama udah membangun subdetektor, dan salah satunya secara khusus melihat neutrino kosmik sementara yang lainnya meneliti properti neutrino itu sendiri.
Detektor milik Rusia juga udah diupgrade dari yang sebelumnya lebih kecil dan dibangun antara tahun 1990 hingga 1998. Kapasitas detektor ini ditingkatkan pada tahun 2005 dan saat ini memiliki volume sekitar setengah kilometer kubik.
Jika semua detektor ini (dan beberapa lainnya) beroperasi, kemampuan kita untuk melacak neutrino kosmik bakal meningkat secara besar-besaran. Kita bakal bisa lebih memahami sumber dari partikel-partikel ini yang selama ini masih jadi misteri besar.
Banyak harapan besar dipasang pada detektor yang dibangun China ini. Dengan ukuran yang sangat besar dan lokasi yang sangat strategis, detektor ini diharapkan bisa memperoleh data dan informasi yang sangat berharga dan sulit didapat sebelumnya.
Semoga saja detektor partikel hantu yang bakal dibangun China ini bisa memberikan kontribusi besar buat penelitian tentang neutrino kosmik dan membuka tabir misteri di balik partikel yang paling sulit dipahami di alam semesta ini.