Sahabat Teknosiana, Europol telah mengirimkan sinyal bahaya mengenai kemungkinan penyalahgunaan chatbot ChatGPT yang bertenaga kecerdasan buatan.
ChatGPT, layanan chatbot buatan OpenAI, dapat dimanfaatkan untuk upaya phising, disinformasi, hingga kejahatan siber. Europol menambahkan bahwa kemampuan ChatGPT dalam merangkai kalimat dan mereproduksi pola bahasa menjadi alat yang sangat berguna bagi para penjahat.
Kemampuan ChatGPT yang Mengejutkan
Sejak diluncurkan pada tahun lalu, ChatGPT menjadi sebuah terobosan teknologi yang telah memicu perubahan besar di bidang teknologi. Dengan kemampuan LLM (model bahasa besar), ChatGPT mampu meniru gaya bicara individu atau kelompok tertentu dengan sangat realistis. Ini menjadikan chatbot tersebut dapat disalahgunakan oleh penjahat sebagai alat untuk menipu calon korbannya.
Tak hanya itu, kemampuan ChatGPT yang mereproduksi pola bahasa juga memungkinkan chatbot tersebut digunakan sebagai alat propaganda dan menyebarkan disinformasi. Bahkan penjahat yang minim pengetahuan teknis dapat memanfaatkan ChatGPT untuk menciptakan kode berbahaya.
Peringatan dari Europol
Europol menekankan bahwa penggunaan ChatGPT yang tidak benar dapat memberikan dampak yang sangat merugikan. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan ChatGPT untuk mencegah penyalahgunaan.
“Kita harus memastikan bahwa ChatGPT dan teknologi serupa tidak disalahgunakan oleh para penjahat untuk tujuan yang merugikan,” kata Europol.
Kesimpulan
ChatGPT memang memiliki kemampuan yang sangat canggih dan mengagumkan. Namun, kita harus tetap bijak dan hati-hati dalam menggunakannya. Kita harus memastikan bahwa layanan chatbot seperti ChatGPT tidak disalahgunakan oleh para penjahat untuk tujuan yang merugikan. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan ChatGPT untuk mencegah penyalahgunaan.