Sobat Teknosiana, kamu pasti tahu kan kalau sekarang startup fintech asal Indonesia, Digiasia Bios lagi heboh-hebohnya mau listing di Nasdaq. Kabar ini memang bikin hati kita adem, karena bakal jadi perusahaan fintech pertama dari RI yang melantai di bursa asing tersebut.
SPAC-Investor Stonebridge Jadi Partner Digiasia Bios
Kabar gembira ini disampaikan oleh Chief Digital Ecosystem Integration Digiasia Bios, Joseph Lumban Gaol. Menurut Joseph, Digiasia Bios akan menggunakan skema Special Purpose Acquisition Company (SPAC) dengan menggandeng investor asing, yakni Stonebridge.
“Kita lewat jalur SPAC instrumennya. Prosesnya merger dan Acquisition dengan perusahaan namanya Stonebridge,” ujar Joseph di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Belum ada informasi pasti berapa persentase kepemilikan saham Digiasia Bios setelah merger dengan Stonebridge. Namun, Joseph berharap semuanya berjalan lancar dan rencana listing di Nasdaq bisa terealisasi di kuartal ini.
Digiasia Bios Catatkan GTV Tahunan US$ 3 Miliar lebih
Bicara soal performa bisnis Digiasia Bios, Chief Marketing Officer perusahaan Rully Hariwinata mengungkapkan, hingga kuartal IV 2022, perusahaan ini mencatatkan gross transaction value (GTV) tahunan sebesar US$ 3 miliar lebih, dengan total lebih dari 750.000 merchant yang bergabung di platform mereka.
“Sepanjang 2022, Digiasia Bios juga mencatatkan 35 juta transaksi sepanjang total 97 mitra B2B,” katanya.
Digiasia Bios Siap Menjadi Embedded Finance as a Service Pertama di Indonesia
Di samping rencana listing di Nasdaq, Digiasia Bios juga punya strategi bisnis baru sebagai embedded finance as a service pertama di Indonesia. Kita tunggu saja nanti bagaimana perkembangan Digiasia Bios ke depannya ya, Sobat Teknosiana.